Suatu hari,
keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan
memilukan selama berjam-jam, sementara si petani memikirkan apa yang harus
dilakukannya.
Akhirnya, si
petani memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun, ditutup
karena berbahaya, jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Ia
mengajak tetangga-tetangganya untuk datang
membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.
Pada mulanya,
ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian,
semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop
tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan
tercengang dengan apa yang dilihatnya. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh
bersekop-sekop tanah dan kotoran, si
keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan
badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah
itu.
Sementara para
tetangga petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si
keledai terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja,
semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan
diri.
Kehidupan terus
saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran.
Cara untuk keluar dari “sumur” (kesedihan, masalah, dsb) adalah dengan mengguncangkan segala tanah dan kotoran dari
diri kita(pikiran dan hati kita) dan
melangkah naik ke tepi “sumur” dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai
pijakan.
Setiap
masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat
keluar dari 'sumur' yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah
menyerah! Guncangkanlah hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik, ingatlah
aturan sederhana tentang kebahagiaan;
o Bebaskan
dirimu dari kebencian
o Bebaskanlah
pikiranmu dari kecemasan
o Hiduplah
sederhana
o Berilah
lebih banyak
o Berharaplah
lebih sedikit
o Tersenyumlah
o Miliki
teman seperti aku
Seseorang telah
mengirimkan hal ini untuk kupikirkan, maka aku meneruskannya kepada pembaca
dengan maksud yang sama.
Leon Uris,
pengarang buku terlaris '' Exodus '' pernah gagal dalam ujian Bahasa
Inggris sebanyak 3 kali semasa di
sekolah menengah. Rodin si pengukir legendaris, pernah tiga kali gagal
masuk sekolah seni. Prestasi Isaac Newton amat lemah ketika di sekolah dasar.
Leo Tolstoy, penggarang buku; ''War and
Peace'' pernah di keluarkan dari akademi. Guru Thomas Edison pernah mengatakan
bahwa Thomas terlalu bodoh untuk belajar sesuatu. Walt Disney pernah di pecat
oleh seorang redaktur surat kabar karena kekurangan ide. (H. Muchtar Bahar, kiriman Hairin Nur, Kompak P2KP, 15 Desember 2004, Dari Buku Menjadi Hamba Yang Peduli, H.Albazar M Arif dan H Muchtar Bahar, YPMUI 2014, halaman 57)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar