Minggu, 18 Januari 2015

BELAJAR DARI KELEDAI

Suatu hari, keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya, si petani memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun, ditutup karena berbahaya, jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia  menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang dengan apa yang dilihatnya. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si  keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. 

Sementara para tetangga petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri.

Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari “sumur” (kesedihan, masalah, dsb) adalah dengan  mengguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita(pikiran  dan hati kita) dan melangkah naik ke tepi “sumur” dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.

Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari 'sumur' yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah! Guncangkanlah hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik, ingatlah aturan sederhana tentang kebahagiaan;

o   Bebaskan dirimu dari kebencian
o   Bebaskanlah pikiranmu dari kecemasan
o   Hiduplah sederhana
o   Berilah lebih banyak
o   Berharaplah lebih sedikit
o   Tersenyumlah
o   Miliki teman seperti aku

Seseorang telah mengirimkan hal ini untuk kupikirkan, maka aku meneruskannya kepada pembaca dengan maksud yang sama.
           
Leon Uris, pengarang buku terlaris '' Exodus '' pernah gagal dalam ujian Bahasa Inggris  sebanyak 3 kali semasa di sekolah menengah. Rodin si pengukir legendaris, pernah tiga kali gagal masuk sekolah seni. Prestasi Isaac Newton amat lemah ketika di sekolah dasar. Leo Tolstoy, penggarang buku; ''War and Peace'' pernah di keluarkan dari akademi. Guru Thomas Edison pernah mengatakan bahwa Thomas terlalu bodoh untuk belajar sesuatu. Walt Disney pernah di pecat oleh seorang redaktur surat kabar karena kekurangan ide. (H. Muchtar Bahar, kiriman Hairin  Nur, Kompak P2KP, 15 Desember 2004, Dari Buku Menjadi Hamba Yang Peduli, H.Albazar M Arif dan H Muchtar Bahar, YPMUI  2014, halaman 57)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar