Menyemangati Kembali Peran Muhammadiyah Di Minangkabau
Editor: St Zaili Asril Dkk
Jumlah halaman: vii/+ 250 halaman
Ukuran: 14 x 21 cm
Penerbit: Yayasan Alam Takambang jadi Guru bekerja sama dengan Harian pagi Padang Ekpress, PW Muhammadiyah Sumatera Barat, 2000.
Setelah Achmad Rasyid (AR) Sutan
Mansyur (1953-1959) Prof. Dr. Ahmad Syafiii Ma’arif adalah putra Minangkabau kedua yang menjadi pucuk pimpinan
Muhammadiyah. Ini memberikan makna yang khusus bagi kita di Ranah Minang
(Sumatera Barat). Sebeb Muhammadiyah memang dilahirkan oleh K H Ahmad Dahlan di
kauman, i Jogyakarta, tapi berkembang dan besar di Miangkabau, serta disebarkan
ke seluruh Nusantara antara laiin oleh pentolan Muhammadiyah putra Minangkabau.
Gubernur Sumatera Barat H Zainal Bakar SH memberikan catatan khusus tentang
buku ini, “Muhammadiyah memang tidak lahir di Sumatera barat, tetapi tidak
dapat dipungkiri persyarikatan ini menjadi besar dan berkembang dengan pesat
dari bumi Minangkabau. Gerakan sosial dan dakwahnya , yang dikenal dengan
tajdidi dan dokrin amar ma’ruf nahi munkar, mampu menyatu secara utuh sesuai
dengan watak dan karakter masyarakat
Minangkabau. Dengan sendirinya , banyak ,bzanyak tokoh besar yang
terlahir dan tidak sedikit pula lembaran sejarah perjalananan Muhammadiyah telah
terukir dari negeri tercinta ini”.
Buku ini di luncurkan ketika Tablig Akbar bersama dengan Prof. DR Ahmad
Syafii Ma’arif saat berlangsungnya Musywil Muhammadiyah ke 38 di Padang patut
untuk dikaji ulang, periode kejayaan dan kepeloporan putra Minangkabau dalam
kancah nasional dan juga Muhammadiyah yang demikian menonjol, kenapa saat ini
menurun? Profil Prof. Dr. Ahmad Syafii
Ma’rif yang tergambar dalam buku ini dapat dijadikan titik tolak untuk
intrespeksi dan menyaiapkan langkah gerakapan kepeloporan urang Minang dimasa datang.
Alhamdulillah. Terimakasih sudah tayangkan profil buku ini.
BalasHapus